Pengalaman Pemakaian 1.000 km++ Skutrik

Sudah lebih dari 3 bulan saya menggunakan kendaraan listrik. Pilihan saya untuk kendaraan listrik adalah motor skuter listrik keluaran Viar yaitu Q1 yang harganya masih sangat terjangkau. Saat tulisan ini dibuat, jarak yang sudah di tempuh sekitar 1.200an km. Saya gunakan Q1 ini untuk kebutuhan sehari-hari ke kantor bersama istri yang berlokasi di sekitaran Blok M dari rumah saya di Cawang.

Kecepatan maksimal Q1 yang hanya mencapai 60an km/jam menurut saya sudah cukup untuk sebuah motor yang memiliki bobot sekitar 50an kg. Kelebihan yang utama saya rasakan dari skutrik (skuter listrik) ini sudah pasti dari biaya pemakaiannya. Tidak perlu beli BBM lagi yang harganya sangat lumayan, cukup colok ke listrik di rumah pada saat malam setiap dua hari sekali dan pada tagihan listrik bulanan juga tidak terjadi lonjakan pemakaian yang signifikan. Lalu biaya perawatannya juga sangat minim karena kendaraan listrik memiliki sangat sedikit komponen yang perlu dipelihara.

Kapasitas baterai yang mengacu pada data teknis sebesar 2 kWh berdasar pengalaman pribadi saya dapat menempuh jarak sekitar 60-70 km dalam sekali isi baterai penuh. Jadi jika untuk saya yang jarak aktifitas sehari-hari tidak terlalu jauh, kapasitas ini sudah cukup walau diharapkan bisa diperbesar sehingga lebih nyaman dalam menggunakan skutrik ini. Dengan masih terbatasnya tempat pengisian baterai kendaraan listrik dan ditambah diperlukan durasi waktu pengisian yang lumayan lama (sekitar 5-7 jam untuk mengisi baterai Q1 dari kosong hingga penuh) membuat khawatir baterai habis diperjalanan.



Masih ada hal-hal minus dari motor produksi Indonesia ini. Sebagai informasi, saya mendapatkan Q1 produksi generasi ke 2 yaitu sudah dilengkapi tombol P untuk parkir yang meningkatkan fitur keselamatan dalam menggunakan motor listrik. Kekurangan yang saya rasakan dari Q1 yaitu suspensinya yang kaku, terutama suspensi belakang, sehingga kurang nyaman melibas jalanan di Jakarta yang sedang banyak perbaikan, bahkan terasa sakit jika tidak sengaja melindas lubang. Lalu pemasangan panel yang kurang solid menyebabkan suara bising pada saat melalui jalan yang tidak rata karena terjadi getaran pada panel depan terutama fender roda depan.

Kekurangan lainnya dari Q1 yaitu pada handling yang sangat ringan. Memang skutrik ini memiliki bobot yang ringan, namun dengan handling yang juga ringan membuat kurang nyaman dalam bermanufer karena serasa melayang dan selalu goyang handling-nya.

Skutrik Q1 saya sengaja tambahkan strip berwarna merah-putih seperti bendera Indonesia, mulai dari fender depan hingga ke bagian depan badan motor, serta ditambahkan bagde burung Garuda untuk lebih menonjolkan Indonesia-nya karena motor ini dirakit di Semarang dan produk dari pabrikan lokal (walau masih banyak komponen yang import, tapi setidaknya merk-nya sudah merek lokal).

Diharapkan kedepannya motor listrik produk Indonesia pertama yang memiliki STNK ini dapat terus dikembangkan terutama harapannya skutrik ini menjadi smart vehicle sehingga Q1 dapat terkoneksi dengan gawai pengendaranya.

Ingin tanya-tanya pengalaman menggunakan skutrik? silahan beri komentar di bawah

“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”