New Normal kalimat yang saat ini sedang naik daun. Hampir dimana-mana baik media daring ataupun luring. Banyak pihak sepakat new normal ini lahir karena terjadinya pandemi korona yang terjadi di seluruh dunia saat ini. Menurut banyak pengamat, pandemi korona menyebabkan terjadinya perubahan tatanan kehidupan manusia karena merubah cara hidup manusia. Namun benarkah “new normal” ini?
Sebelum berlanjut sebagai catatan tulisan ini berdasar pemikiran dan analisis saya pribadi dengan berbagai infromasi yang saya dapatkan dari berbegai sumber. Jika tidak sepakat, bebas berpendapat dan dapat berdiskusi di kolom komentar.
Lanjut lagi… bagi saya new normal hanya kalimat dagangan orang-orang tertentu saja yang digadang-gadangkan untuk melariskan jualannya. Dan kebetulan kalimat itu laris manis dimana-mana. Hampir tiap hari akhir-akhir ini kita dengar kalimat ini. Pada posisi ini bukan saya tidak setuju dengan akan adanya cara hidup yang baru, tetapi saya lebih berfokus pada apa yang perlu kita lakukan dalam menghadapi virus korona di kehidupan kita.
Klo kita ingat perjalanan hidup kita.. beberapa kali terjadi hal-hal baru yang merubah kehidupan, contoh yang dekat yaitu penggunaan handphone dan smartphone. Pada awal merebaknya penggunaan handphone dan smartphone, kita tidak pernah menyebut new normal. Padahal kehadiran teknologi-teknologi juga membuat new normal.
Apa yang Salah dari “New Normal”?
Lalu apakah ada yang salah dengan new normal ini? Bagi saya tidak ada yang salah dalam penggunaan kalimat tersebut, bahkan untuk marketing pun juga tidak salah. Yang salah adalah apabila kita membuang banyak energi untuk membahas apa itu new normal, bagaimana kehidupan new normal dan bla… bla… bla… sehingga menghabiskan waktu dan enegri, bahkan biaya untuk membahas kalimat new normal ini.
Jangan biarkan sumber daya kita yang terbatas hanya untuk pembahasan, namun fokuskan pada apa yang kita lakukan. Kondisi yang baru akibat pandemi korona tidak dapat dipungkiri, sehingga yang perlu dilakukan adalah setiap apa yang kita lakukan tidak mempermudah penyebaran virus tersebut dan selalu menjaga kebersihan lebih dari sebelumnya.
Menghambat penyebaran virus korona sudah banyak pembahasannya seperti melakukan hal-hal berikut:
- Melakukan physical distancing atau menjaga jarak dengan orang lain dan tidak berkerumun di suatu tempat agar virus tidak mudah berpindah.
- Menjaga kebersihan tangan dengan lebih sering mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
- Tidak menyentuh mata, hidung atau mulut sebelum cuci tangan karena ketiga organ tersebut menjadi pintu masuk virus ke tubuh kita.
- Menggunakan masker ketika keluar rumah untuk meminimalkan virus masuk ke tubuh kita.
- Mengurangi keluar rumah karena kita tidak bisa mengetahui kondisi dan keberadaan virus di luar rumah.
- Selalu membersihkan diri dan barang yang masuk ke rumah dengan sabun atau disinfektan untuk memastikan tidak ada virus yang terbawa ke dalam rumah.
- Menjaga kebersihan rumah agar apabila ada virus yang mungkin terbawa dari luar.
- Jaga kesehatan dengan makan makanan bernutrisi seimbang, berolahraga dan perkuat diri dengan vitamin.
Kehidupan Terus Berlanjut
Pandemi ini sudah cukup lama mengekang kita, dan kita tidak bisa diam saja karena kehidupan terus belanjut. Perekonomian mikro dan makro harus berjalan. Salah jika mengatakan pandemi ini hoax karena sudah banyak korban berjatuhan serta tim medis beserta jajarannya sudah banyak berkorban, tapi tidak dapat dibenarkan juga kita selalu dalam ketakutan sehingga kita tidak melakukan apa pun.
Harus ada jalan keluar dari kondisi ini apalagi vaksin virus korona belum tentu hadir dalam waktu dekat. Jalan keluar yang dapat ditempuh adalah menumbuhkan kesadaran bahwa kita masing-masing perlu menjaga diri kita dari virus korona (dengan melakukan protokol kesehatan pencegahan COVID-19) dengan tetap menjalankan kehidupan kita. Tetap waspada dan selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Dan jangan lupa untuk selalu berdoa, karena doa adalah senjata terkuat yang ada pada manusia.
-haidarahmad-