Saatnya beralih ke kendaraan listrik, sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk menggunakan kendaraan listrik. Diharapkan produsen kendaraan segera menjual kendaraan-kendaraan listriknya di Indonesia
Baru saja (22/04/2019) taksi Burung Biru meluncurkan armada kendaraan listriknya. Pilihan kendaraan jatuh pada Tesla Model X 75D dan BYD E6. Belum lagi pihak Damri dan Transjakarta yang sudah melirik-lirik bus-bus bertenaga listrik sebagai armadanya. Kemudian Indonesia akan memiliki motor listrik produk kolaborasi BUMN dan pihak swasta bernama Gesits yang diluncurkan pada IIMS 2019. Ditambah motor rakitan Semarang bertenaga listrik bernama Viar Q1 sudah berkeliaran di jalan-jalan. Untuk beberapa orang yang kebanyakan uang, ada yang sudah memiliki mobil Tesla, BMW i3, BMW i8 atau Mercedes-Benz EQ Ini pertanda kuat bahwa kendaraan lisrik akan menjadi primadona di Indonesia. Saatnya kendaraan listrik sekarang.
Tapi sebagian lagi orang masih ragu untuk menggunakan kendaraan bertenaga listrik karena ke khawatiran yang tidak perlu. Ya memang saya katakan kekhawatiran menggunakan kendaraan listrik itu tidak perlu, karena menggunakan kendaraan listrik sama dengan menggunakan kendaraan BBM. Mungkin ke khawatiran tersebut mucul sama halnya ketika dahulu kala kendaraan BBM lahir. Pada masa itu mungkin banyak orang khawatir apakah tidak takut meledak menaiki kendaraan berisi energi primer (BBM). Bukankah lebih aman naik hewan yang tidak akan meledak? Dan mungkin masih banyak kekhawatiran lainnya pada saat kendaraan BBM lahir.
Kekhawatiran pada kendaraan BBM bukan sama sekali tidak terbukti, nyatanya banyak kendaraan yang terbakar saat digunakan. Coba saja googling dengan kata kunci “kendaraan terbakar”, pasti cukup banyak muncul hasil pencariannya mulai dari berita, gambar dan video baik kendaraan roda dua ataupun roda empat. Lalu dengan kondisi ini apakah manusia berhenti membeli kendaraan BBM? ternyata tidak, dari tahun ke tahun, penjualan kendaraan BBM terus bertambah. Hal ini dikarenakan para produsen kendaraan BBM terus meningkatkan faktor keamanan dan kemungkinan kejadian kebakaran tersebut cukup rendah dibandingkan populasinya.
Tidak perlu khawatir menggunakan kendaraan listrik karena kekhawatiran kemungkinan terjadinya hanya kecil.
Lalu bagaimana dengan kendaraan listrik ? Kekhawatiran terhadap kendaraan listrik di Indonesia sejauh ini terkait ketersediaan titik charging, durasi charge yang lama, dan jarak tempuh kendaraan listrik tersebut. Secara umum kekhawatiran tersebut digambarkan sebagai berikut.
Ketika berkendara dengan mobil listrik ternyata baterai kendaraan pada posisi low dan lokasi charging station jauh dari posisi saat ini. Lalu ketika sampai di lokasi charging station perlu waktu yang lama untuk mengiisi barerai mobil padahal sedang dikejar waktu untuk sampai lokasi tujuan.
Sebagaimana saya sebutkan di atas, kekhawatiran tersebut adalah kekhawatiran yang tidak perlu. Percaya atau tidak, dengan menggunakan kendaraan listrik , akan terjadi perubahan perilaku dalam berkendara. Secara sadar atau tidak pengguna kendaraan listrik akan memperkirakan jarak perjalanan yang akan di tempuh, kapan dan dimana akan dilakukan charging. Dengan kata lain kekhawatiran tersebut mungkin ada tapi kemungkinan kejadiannya bisa jadi sangat kecil terjadi. Dari pengalaman saya menggunakan motor listrik selama 18 bulan untuk pemakaian harian termasuk ke kantor setiap hari, terjadi habis baterai di tengah jalan hanya terjadi 6 kali.
Sekarang tinggal dari para produsen kendaraannya saja kapan mau segera membuat dan memasukan kendaraan-kendaraan listrik ke Indonesia. Indonesia butuh kendaraan listrik untuk transportasi yang lebih menyenangkan. Kendaraan listrik akan menjadi primadona di Indonesia.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”