Pembahasan kendaraan listrik tidak akan dapat terlepas dengan perilaku charging, terdapat 3 perilaku charging kendaraan listrik yang saya pelajari. Masih banyaknya salah kaprah perihal charging kendaraan listrik menyebabkan keraguan dalam menggunakan kendaraan listrik, khususnya mobil listrik. Dalam tulisan ini yang saya maksud dengan kendaraan listrik akan lebih tepat jika didefinisikan sebagai mobil listrik. Sebelum lebih jauh pembahasan charging mobil listrik, saya dalam beberapa kesempatan sering menyampaikan analogi berikut.
Biarkan ikan mencari makan di air, jangan paksakan mereka mencari makan di darat.
Biarkan kendaraan listrik mengisi energi dengan perilakunya, jangan paksakan kendaraan listrik mengisi energi seperti kendaraan BBM
Dari pernyataan tersebut saya ingin menyampaikan kendaraan listrik dan kendaraan BBM memiliki perilaku yang berbeda untuk pengisian energinya. Perilaku kendaraan BBM untuk pengisian energinya sebagai berikut. Kendaraan BBM mengkonsumsi energi (BBM) sampai batas tertentu lalu mencari sumber energi (SPBU – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) untuk mendapakan kembali energinya. Untuk pengisian energi tersebut, membutuhkan waktu yang cukup singkat karena hanya memindahkan energi primer (yaitu BBM) masuk ke dalam kendaraan.
Berbeda dengan kendaraan BBM, mobil listrik memiliki perilaku tersendiri. Sebagaimana pernah saya singgung dalam tulisan saya berikut, perilaku charging tersebut terbentuk karena pengisian energi mobil listrik membutuhkan waktu yang lebih lama. Kendaraan listrik digunakan untuk bertransportasi menuju lokasi tertentu kemudian parkir. Pada saat itulah (terparkir) mobil listrik melakukan pengisian energi (charging). Pada saat mobil listrik tidak digunakan, saat itupula mobil listrik mendapatkan energinya. Dari perilaku ini, menggambarkan mobil listrik seharusnya sangat jarang melakukan pencarian sumber pengisian energi. Dari hal tersebut, saya mendapati 3 (tiga) perilaku charging mobil listrik.
Overnight Charging
Overnight charging atau beberapa pihak menyebutnya dengan home charging merupakan pengisian energi mobil listrik dengan durasi yang panjang (lebih dari 6 jam). Umumnya pemilik mobil listrik melakukan charging ini di tempat tinggal (rumah) sehingga mendapat nama home charging. Metode ini menggunakan charger AC dengam kapasitas keluaran (output power) sampai dengan 7 kW (slow charger). Pemilik mobil listrik melakukan overnight charging karena pada saat itulah mobil terparkir dalam durasi yang lama. Keuntungan dari overnight charging yaitu baterai tidak “bekerja keras” karena menggunakan slow charger. Dengan battery management system (BMS) yang ada pada mobil listrik saat ini, keamanan tetap terjaga sehingga kejadian overcharge minim terjadi.
On Destination Charging
Pengisian energi mobil listrik saat tiba di tujuan atau on destination charging merupakan perilaku charging untuk menggantikan energi yang telah terpakai untuk menuju ke lokasi tujuan. Perilaku charging pada metode ini menggunakan medium charger (kapasitas sampai dengan 22 kW untuk AC atau 25 kW untuk DC). Dengan metode ini, pemilik mobil listrik akan mendapatkan energi mobilnya kembali sehingga siap untuk menuju ke tujuan selanjutnya setelah beraktivitas. Contoh implementasi metode ini yaitu penempatan charger mobil listrik pada lokasi parkir di kantor, restoran, cafe, rumah sakit, area rekreasi, gym, dan lokasi lainnya yang bersifat tujuan aktifitas.
On Transit Charging
Perilaku charging on transit charging adalah pengisian pada saat singgah sesaat ketika melakukan perjalanan jarak jauh. Tujuan dari perilaku charging ini adalah untuk menambah jarak tempuh mobil listrik untuk mencapai tujuannya. Metode ini menggunakan fast charger atau ultra fast charger (kapasitas lebih dari 50 kW DC). Penempatan untuk metode ini umumnya di rest area, yang tujuannya adalah pada saat pengemudi melakukan istirahat dalam perjalanan, mobil listrik juga melakukan pengisian energi dengan cepat.
Demikian perilaku charging kendaraan listrik, saya berharap tulisan ini dapat menjadi referensi untuk melakukan charging dengan bijak dan juga penting sebagai acuan dalam pengembangan infrastruktur charging kendaraan listrik di Indoneia. Perkembangan infrastruktur kendaraan listrik dengan tepat akan sangat membantu untuk mempercepat penggunaan kendaraan listrik. Sebagai informasi saja, ketiga perilaku ini saya lakukan pada saat melakukan road trip Jakarta-Mandalika dan sangat efektif.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”
One thought on “Perilaku Charging Kendaraan Listrik”