Pertarungan melawan COVID-19 pun terjadi pada akhirnya. Setelah lebih dari satu tahun menghindari dan mencegah terpapar virus corona akhirnya saya positif COVID. Tepatnya pada tanggal 03 Juli 2021 dari hasil rapid test antigen ataupun PCR test. Pertarungan ini benar-benar menguras energi, emosi dan pikiran. Bukan hanya sekedar sakit, namun karena menyebar ke hampir seluruh penghuni rumah yang menjadikan penyakit ini sangat merepotkan. Tidak ada orang yang sehat yang merawat, ke rumah sakit pun selalu penuh bahkan IGD tidak 24 jam lagi. Karena lonjakan kasus, IGD selalu penuh sehingga pihak RS harus menutup IGD agar jumlah pasien yang masuk masih dapat tertangani. Pertarungan melawan COVID-19 memang sangat menguras energi dan pikiran.
Pengalaman saya lebih dari 10 hari melakukan isoman (isolasi mandiri) karena tidak bisa masuk rumah sakit dan juga kondisi saya yang relatif masih bisa ditangani di rumah melalui telehealth rumah sakit. Gejala yang saya alami antara lain demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan sedikit mual. Pada hari pertama dan hari ke-2 menyandang gelar penderita COVID, saya tidak mendapatkan tindakan medis apa pun karena RS dekat rumah tidak bisa menampung. Saya hanya mendapatkan vitamin-vitamin dan obat-obatan untuk meredakan gejala yaitu obat batuk dan paracetamol untuk menurunkan demam. Istri yang juga positif COVID selain bertarung melawan virus, juga harus membantu saya karena saya beberapa kali demam dan menjaga agar saya tidak lebih parah karena saya memiliki penyakit bawaan. Dan pertarungan melawan virus ini sungguh sangat merepotkan.
Melawan COVID-19 yang Merepotkan
Merepotkan karena kita tidak bisa berinteraksi dengan dunia luar, termasuk untuk belanja kebutuhan harian. Tidak berinteraksi dengan dunia luar karena khawatir menularkan ke orang lain yang bisa jadi bergejala dan lebih parah dari yang saya alami. Delivery makanan hampir setiap makan karena bahan makanan di kulkas sudah habis. Beli bahan makanan secara online tidak secepat beli langsung di pasar, perlu menunggu 1-2 hari hingga barang tiba di rumah. Dengan seluruh anggota keluarga yang terpapar, untuk mengolah masakan pun tidak cukup punya tenaga, sehingga kembali harus delivery makanan. Air minum yang juga merupakan kebutuhan utama sulit mendapatkannya karena tidak mudah delivery air minum galon. Satu hal yang paling tidak nyaman adalah harus memakai masker selama 24 jam untuk menjaga virus ini tidak menyebar kemana-mana.
COVID-19 bukan hanya sekedar mematikan jiwa manusia, tapi juga merusak emosi karena virus tersebut membuat kita sulit untuk berinteraksi dan beraktivitas. Hari ini hari ke-11 (13 Juli 2021) saya menjalani isoman, kondisi sudah mulai membaik. Walau belum 100% pulih, saya mencoba mulai beraktivitas. Mulai mengikuti kegiatan rapat online di kantor walau tidak maksimal. Mulai membiasakan diri menjalani kegiatan harian walau masih tetap di rumah saja. Karena “show must go on…“, tidak boleh kalah dari virus ini.
Semoga pertarungan ini cepat berakhir dan saya sebagai pemenangnya. Virus ini tidak boleh menang. Lawan dan kalahkan karena cuma itu pilihannya… “Stronger Than Before.. untuk mengalahkan virus ini.
Untuk pembaca tulisan ini, pesan saya untuk selalu jaga protokol kesehatan dan jangan pernah lengah sekecil apapun dan jangan pernah meremehkan penyakit ini. Bagi beberapa orang virus ini bisa di atasi, namun bagi sebagian orang virus ini mengalahkannya. Sedih setiap hari mendapat berita duka akibat virus ini. Untuk yang belum vaksin, segeralah vaksin karena akan sangat membantu.
“Sukses Selalu di Darat, Laut, dan Udara”