Tulisan kali ini membahas perbandingan kendaraan bahan bakar vs kendaraan listrik (EV – electric vehicle). Perbandingan kendaraan bahan bakar (ICE – intenal combustion engine) vs kendaraan listrik ini berdasar pada jenis/tipe kendaraan walau perbandingannya mungkin tidak terlalu apple-to-apple. Tetapi setidaknya sudah diusahakan mendekati walau sedikit. Sebagai catatan bahwa data pada tulisan ini merupakan data pada awal tahun 2020, sehingga memungkinkan data yang ada sudah berubah pada saat tulisan ini terbit.
Two Wheels
Perbandungan pada jenis kendaraan roda dua (2 wheelers), EV “menantang” motor-motor ICE terlaris di Indonesia yang di dominasi oleh motor skuter matic baik berukuran kecil seperti Honda Beat, ataupun jenis maxi matic seperti Yamaha NMAX.
City Car
Pada kelas city car, pada kendaraan bahan bakar yang dibandingkan yaitu kendaraan yang cukup banyak digunakan di Indonesia yaitu mobil-mobil LCGC (low cost green car). Kendaraan EV berkapasitas kecil menjadi penantang pada kelas ini. Secara akomodasi, EV kecil tersebut tidak bisa unggul namun pada sisi harga, mobil-mobil listrik inilah yang dapat menandingi LCGC yang laris di pasaran.
Hatchback
Pada jenis mobil hatchback, dari sisi harga beli, kendaraan bahan bakar vs kendaraan listik, harganya jauh di bawah. Harga EV bahkan kurang lebih harga EV 2x dari mobil ICE. Namun pada tenaga dari motor, EV melampaui jauh kendaraan ICE. Tenaga maksimal pada EV berbeda dengan ICE, karena EV dapat dengan sekejap mendapatkan tenaga maksimalnya. Berbeda dengan kendaraan ICE yang membutuhkan putaran mesin pada RPM tertentu untuk mencapai tenaga maksimalnya.
Sedan
Karenakan terbatasnya kendaraan yang untuk melakukan perbandingan pada kelas sedan ini, maka perbandingan tidak melihat range harga. Namun seperti pada umumnya, sudah pasti harga akuisisi EV jauh di atas kendaraan ICE.
Multi-Purpose Vehicle (MPV)
Pada kelas MPV, untuk EV yang menjadi pembanding baru didapatkan BYD E6, baik pada kelas Low MPV ataupun MPV. Taksi Blue bird menggunakan unit mobil listrik ini sebagai armada e-taxi-nya. Lagi-lagi dari sisi harga memang EV masih jauh di atas ICE, namun dari pengalaman menggunakan mobil ini dalam keadaan baru, kualitasnya masih bisa melawan MPV yang laku di pasar Indonesia.
Sport Utility Vehicle (SUV)
Perbadingan SUV meliputi tiga segmen, yaitu compact SUV (CUV), medium SUV, dan versi mahal dari medium SUV (lux medium SUV). Pada kelas CUV, sebenarnya kurang tepat memasukan Outlander PHEV dalam perbandingan karena mobil tersebut tidak murni EV. Kembali dari data-data ini sangat terlihat harga yang ada untuk EV sangat jauh tinggi di atas kendaraan ICE. Dari data yang ada bahwa harga EV di China bisa lebih rendah. Hal itu disebabkan harga yang tersebut merupakan harga lokal di China dimana, Pemerintah China memberikan insentif yang luar biasa kepada EV sehingga harganya bisa sangat bersaing dengan kendaraan ICE.
Dari perbandingan yang di atas, jika merujuk pada harga akuisisi EV yang tinggi, harusnya harga EV berpotensi menjadi lebih murah. Hal ini sangat bisa tercapai jika industri baterai berhasil di bangun di Indonesia, karena baterai merupakan salah satu komponen termahal dari sebuah EV. Selain baterai, material lainnya yang membuat EV mahal adalah motor listrik dan controller.
Jika kurang atau tidak sepakat dengan perbandingan kendaraan bahan bakar vs kendaraan listrik ini, silahkan berkomentar di bawah.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”
One thought on “Kendaraan Bahan Bakar vs Kendaraan Listrik”