Kementeriam BUMN resmi membentuk perusahaan holding baterai dengan nama Indonesia Battery Corporation (IBC) pada tanggal 26 Maret 2021. Perusahaan ini merupakan gabungan 4 BUMN yaitu PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), MIND ID, PT Antam Tbk, yang masing-masing memiliki 25% saham dari IBC. IBC akan menjadi perusahaan baterai khususnya baterai untuk kendaraan listrik. Indonesia fokus untuk mengembangkan industri baterai di dalam negeri karena kekayaan Indonesia yang menguasai hingga 30% cadangan nikel dunia. Dengan potensi tersebut, Indonesia harus yakin dapat menjadi pemain utama dalam industri baterai dan mendukung berkembangnya ekosistem kendaraan listrik. Setelah Indonesia Battery Corporation terbentuk apa yang selanjutnya terjadi?
photo created by rawpixel.com – www.freepik.com
Setelah Indonesia Battery Corporation terbentuk, target menjadi pemain baterai dunia harus benar-benar diwujudkan. Indonesia bukan sekedar hanya memiliki sumber daya untuk memproduksi baterai, namun juga benar-benar melakukan produksi baterai dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan listrik dan peralatan lainya yang membutuhkan baterai dan juga mengirimnya ke luar negeri. Jangan sampai yang terjadi adalah bahan mentah baterai di kirim ke luar negeri dan Indonesia melakukan impor baterai untuk kebutuhan baterai dalam negeri.
Masih banyak pekerjaan untuk mewujudkan hal tersebut, namun bukan tidak mungkin dilakukan. Apalagi dengan kolaborasi 4 BUMN besar yang memiliki kemampuan hebat serta memiliki sumber daya yang sangat besar. Satu hal yang harus semua pihak sepakat bahwa tujuan yang di tuju adalah satu yaitu untuk kemajuan Indonesia. Kesampingkan kepentingan pribadi, atau golongan tertentu karena hal itu akan menjadi penghambat proyek besar ini. IBC merupakan langkah awal yang baik (menurut saya) namun setelah itu, langkah selanjutnya harus jelas dan benar-benar untuk Indonesia.
Salah satu langkah selanjutnya yaitu mengalihkan industri otomotif ICE secara bertahap menjadi industri EV.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”