Apa Saja Konektor Untuk Pengisian Kendaraan Listrik

Kendaraan listrik pasti tidak akan bisa lepas dari pengisian baterainya. Pengisian baterai tersebut sangat terkait dengan konektor untuk menghantarkan listrik masuk ke baterai kendaraan listrik. Pada tulisan ini saya akan coba jelaskan beberapa tipe konektor untuk pengisian baterai kendaraan listrik, mulai dari kendaraan kecil seperti scooter, sepeda listrik, hingga konektor yang digunakan pada mobil listrik. Konektor Pengisian Kendaraan Listrik untuk bus listrik atau kendaraan besar lainnya yang menggunakan konektor berbeda dengan kendaraan penumpang (mungkin) akan dalam tulisan tersendiri.

Tipe F
konektor tipe F
Konektor di Indonesia secara umum menggunkan steker tipe F

Ini adalah colokan umum yang ada di Indonesia dengan nama lain schuko. Kendaraan listrik kecil seperti scooter (ada yang menyebutnya dengan otopet), sepeda hingga motor listrik menggunakan steker tipe ini. Kemampuan hantar tipe ini sampai dengan arus sebesar dengan 16A (output maksimal 3,7 kW). Steker tipe ini tidak memiliki komunikasi sehingga kendaraan listrik yang memiliki bateri yang membutuhkan komunikasi sebelum pengisian baterai tidak menggunakan steker tipe ini. Steker ini pada posisi charger yang terhubung dengan soket sumber listrik. Charger portable untuk mobil listrik (biasanya menjadi paket dalam penjualan mobil listrik) juga menggunakan steker ini sehingga pemilik mobil listrik bisa melakukan charging di rumah.

 

 

konektor tipe Jnicon M23
Konektor Jnicon M23 untuk motor atau sepeda listrik

Pada sisi kendaraan beberapa  menggunakan soket tipe IEC-320 C13 (female) seperti pada komputer atau menggunakan tipe soket Jnicon M23 (sepertinya nama dan tipe ini merupakan merek konektor listrik tertentu dari China).

Untuk kendaraan yang menggunakan konektor Jnicon M23 sudah dapat mengakomodir baterai yang memiliki BMS (Battry Management System) lebih advanced. Konektor Jnicon M23 memiliki kemampuan hantar sampai dengan arus sebesar 50A (output keluaran sebesar sekitar 8,8 kW) sehingga memungkinkan fast charging. Konektor tipe ini sudah waterproof dengan rating IP67 sehingga memungkinkan untuk outdoor charging.

Type 1

Konektor type 1 memiliki nama lainnya J-type atau SAE J1772. Type 1 dapat menghantarkan arus listrik searah (AC) satu fase. Kemampuan output maksimal mencapai 7,4 kW (beberapa literatur menuliskan konektor ini mampu mencapai output 19,2 kW). Output tersebut sudah mendukung untuk pengisian baterai dengan kecepatan medium charging.  Mobil di Indonesia yang menggunakan konektor tipe ini adalah  Mitsubishi Outlander PHEV.

Konektor type 1

 

Contoh konektor Type 1, sebelah kiri adalah soketnya (female) di sisi kendaraan dan sebelah kanan plug-nya (male) di sisi charger

Type 2

Konektor type 2 yang memiliki nama lain Mennekes merupakan kelanjutan dari type 1. Tipe ini masih tetap menghantarkan arus searah (AC) namun sudah tiga fasa. Beberapa literatur menuliskan kemampuan output-nya mencapai 120 kW, namun dari produk yang sudah ada di pasaran, konektor ini mampu menghantarkan hingga 22kW untuk mesin charging (EVSE – EV Supply Equiptment) di rumah (sering disebut dengan wallbox) atau hingga 43 kW untuk EVSE di area umum (charging station, atau parkiran). Mobil listrik di Indonesia yang menggunakan konektor ini yaitu BMW i3s, Tesla Model S, Tesla Model 3, Tesla Model X, Hyndai Kona Electric, dan Hyundai Ioniq.

Konektor Type 2
CCS (Combined Charging System)

CCS merupakan konektor fast charging untuk konektor type 1 dengan nama CCS 1 dan type 2 dengan nama CCS 2. Konektor ini menjadi fast charging karena terdapat tambahan pin untuk mengalirkan arus bolak-balik (DC) pada bagian bawahnya.  Secara teoritis konektor CCS mampu menghantarkan output mencapai 350 kW, namun dari produk yang sudah ada dipasaran mencapai 150 kW.

Konektor CC1, pada bagian atas adalah konektor type 1 namun dengan 2 pin di bagian bawah untuk mengalirkan listrik DC
CCS2, pada bagian atas merupakan konektor type 2 dengan 2 pin di bagian bawah untuk mangalirkan listrik DC
CHAdeMO

Tipe konektor lainnya untuk fast charging adalah CHAdeMO. Kemampuan output konektor ini sampai dengan 150 kW dengan arus DC. Nama CHAdeMO merupakan singkatan dari CHArge de Move yang artinya charge kemudian pergi. Keungulan CHAdeMO dibandingkan CCS yaitu tipe ini lebih dulu mengembangkan teknologi bi-directional charging atau  charging dua arah. Bi-directional charging adalah teknologi yang dikembangkan untuk metode V2X (vehicle to X), yaitu kendaraan listrik tidak hanya menerima listrik dari charger namun juga listrik yang ada pada baterai kendaraan dapat dikirim keluar, baik itu ke rumah, gedung, bahkan jaringan listrik (grid) sehingga energi listrik yang ada di dalam bateri kendaraan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya. Teknologi ini masih dalam pengembangan baik oleh dari pengembang CHAdeMO ataupun CCS.

Konektor CHAdeMO sudah siap untuk bi-directional charging

 

GB/T

Konektor tipe ini memiliki terdapat dua jenis yaitu untuk arus searah (AC) dan arus bolak-balik (DC). Layout tipe GB/T AC mirip dengan type 2 dengan tujuh pin namun dengan posisi pin yang unik, yaitu male pada soket dan male juga pada plug. GB/T DC memiliki layout tersendiri, tidak menyerupai CCS 2.

Konektor GB-T AC memiliki layout seperti type 2 namun dengan pin male pada kedua sisi (plug dan soket)

Konektror GB-T DC

 

Sebagai penutup dari tulisan ini, berikut lokasi dari mana konektor-konektor tersebut berasal.

Lokasi asal jenis konektor charger EV
Lokasi asal jenis konektor charger EV

 

“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”