“Sebelum melanjutkan membaca, saya informasikan bahwa saya bukan psikolog ataupun berlatar belakang pendidikan psikologi, namun tulisan ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan hidup saya”
Beberapa waktu lalu dijagat maya ramai dengan pemberitaan perundungan (bullying) yang terjadi kepada seorangan mahasiswa berkebutuhan khusus. Lalu pada tanggal 20 Juli 2017 terjadi kabar yang cukup menggemparkan dunia (terutama dunia musik) yaitu meninggalnya vokalis utama Linkin Park, Chester Bennington karena bunuh diri. Apakah kedua kejadian ini saling berhubungan?
Saya bisa bilang tidak dan bisa juga iya namun dengan kasus yang berbeda. Sebelum berlanjut, saya ingin tampilkan wawancara Chester di sebuah radio.
https://www.youtube.com/watch?v=Aqi8_6sWiN0
Saya tidak tahu apakah yang disampaikan Chester pada interview tersebut adalah penyebab atas keputusan yang diambilnya, yang pasti, dalam interview tersebut Chester menyapaikan bahwa dia ada dalam masalah, dan sempat terucap bahwa dia merasa sendirian dalam masalah itu.
Beralih ke masalah perundungan yang terjadi di sebuah universitas swasta berinisial G dilanjutkan dengan huruf u, n, a, d, a, r, m dan akhiran a, jika pembaca pernah melihat video tersebut, ada hal yang sangat miris (saya tidak akan menampilkan video tersebut disini karena menurut saya itu tidak pantas untuk ditampilkan, jika penasaran dengan video tersebut silahkan googling), yaitu banyak mahasiswa-mahasiswi yang “katanya” perpendidikan namun hanya menonton melihat peristiwa tersebut terjadi. Untung saja korban perundungan sampai pada titik putus asa atas tekanan perundungan tersebut. Jika kita sering baca berita, ada beberapa korban perundungan yang berakhir pada kematian.
Opini saya melihat kejadian-kejadian tersebut, bahwa hal mendasar yang (mungkin) menjadi fenomena saat ini adalah kurangnya kepedulian kepada sesama, rasa empati yang semakin lemah yang pada akhirnya berujung pada kematian. Bunuh diri bagi mereka yang merasa sendiri dalam menghadapi permasalahan adalah jalan keluar. Saya pernah mencoba menyelami pikiran seseorang yang ingin bunuh diri dan gambaran yang saya dapat adalah kematian merupakan jalan keluar atas rasa sakit yang dideritanya karena orang tersebut berpikir ketika meninggal dia akan pindah ke dunia lain dimana “mungkin” tidak merasakan rasa sakit yang dideritanya itu. Padahal kita tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya dan apa yang akan terjadi setelah meninggal.
Terkait dengan judul yang saya tulis di atas “Kepedulian Menyelamatkan Nyawa”, saya ingin mencoba mengajak pembaca tulisan ini untuk lebih peduli terhadap orang-orang disekitar kita karena mereka sebenarnya tidak sendirian dalam mengadapi masalah-masalahnya. Selalu ada orang untuk berbagi beban yang dipikul sehingga bunuh diri bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. Dengan rasa peduli ini, kita akan menyelamatkan orang-orang dilingkungan kita dalam menghadapi permasalahannya. Mari kita tingkatkan rasa kepedulian, rasa empati kita untuk masyarakat yang lebih damai.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”