Sering mendapatkan pertanyaan lebih bagus motor listrik plug-in atau battery swap? Sebelum jauh saya berikan pendapat terkait mana yang lebih baik atas skema mendapatkan energi di motor listik, bisa simak terlebih dahulu penjelasan terkait motor listrik dan ekosistemnya di video saya di tahun 2022. Penjelasan singkat apa itu motor plug-in adalah motor listrik yang charging-nya dengan memasang (plug-in) charger dari sumber listrik langsung ke motor atau ke baterainya. Sedangkan motor battery swap yaitu melakukan penukaran baterai di battery swap station (BSS) atau yang dengan bahasa Indonesia SPBKLU (Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum). Lebih detil terkait jenin motor tersebut dapat baca pada posting sebelumnya di tahun 2022 dengan judul Ekosistem Motor Listrik di Indonesia. Kebetulan saya sudah menggunakan kedua jenis motor listrik tersebut selama beberapa tahun, sehingga saya dapat memberikan gambaran terkait kedua jenis motor listrik tersebut.
Motor Listrik Plug-In
Motor yang pertama kali saya gunakan dan yang pertama kali ada di Indonesia (paling tidak yang pertama kali ber-STNK) adalah tipe plug-in. Keunggulan dari motor tipe ini adalah fleksibilitas dalam pengisian energi. Fleksibilitas ini terjadi karena tipe sakelar untuk sumber energinya sama dengan pada alat listrik pada umumnya di Indonesia. Dengan demikian di mana pun tersedia stop kontak, maka pengguna motor jenis ini dapat langsung melakukan charging. Tantangan pada tipe plug-in adalah belum banyak stop kontak berlokasi di parkiran motor. Namun mengantisipasi hal tersebut, beberapa produsen motor listrik membuat tipe baterai yang removeable. Tipe motor dengan removable baterai membuat penggunanya dapat melakukan charging dengan melepas baterai dari motor.
Sebagai tambahan, SPLU (Stasiun Penyedia Listrik Umum) milik PLN menggunakan stop kontak 2 pin sehingga tipe plug-in dapat menggunakan SPLU. Jumlah SPLU yang sudah terbangun pun juga sudah banyak yaitu 9.601 tersebar di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan motor tipe plug-in perilaku charging dapat di rumah ataupun di lokasi aktifitas.
Motor Listrik Battery Swap
Motor tipe battery swap juga sudah saya gunakan kurang lebih sekitar 3 tahunan. Skema battery swap ini sebenarnya menduplikasi perilaku penggunaan kendaraan BBM yaitu mencari sumber energi untuk mengisi ulang energi. Keunggulan dari motor battery swap yaitu durasi mendapatkan energi untuk motor sangat singkat, bisa kurang dari 1 menit. Namun keterbatasan dari motor tipe ini adalah sebaran dan jumlah BSS (battery swap station) atau SPBKLU yang terbatas. Selain hal tersebut, belum adanya operator baterai yang interchangeable antar operator. Disamping hal tersebut, dengan swap baterai, harga motor listrik menjadi lebih murah karena baterai tidak menjadi milik pemilik motor, namun tetap menjadi milik operator BSS. Konsekuensi dari hal tersebut adalah pengguna motor listrik battery swap tidak dapat menjamin kualitas baterai yang disediakan oleh operator BSS.
Beberapa kali pengalaman saya pernah mendapatkan baterai yang sudah rusak, kemudian bermasalah dan terjadinya berlokasi jauh dari BSS. Hal ini menjadi sangat tidak nyaman karena harus mencari BSS terdekat dan menukar baterai tersebut di BSS. Tidak memiliki fleksibilitas mendapatkan energi inilah kelemahan terbesar dalam menggunakan battery swap. Saat kapasitas baterai tidak mencukupi untuk menjangkau lokasi, harus menambah jarak tempuh karena lokasi BSS tidak sejalan dengan lokasi tujuan.
Mana yang Lebih Unggul
Dari pengalaman saya menggunakan kedua jenis motor ini, masing-masing memiliki keunggulan sehingga tergantung dari penggunaan motor listrik. Jika penggunaan motor untuk penggunaan pribadi rutin harian yang jarak tempuhnya terprediksi saya menyarankan tipe plug-in. Dengan tipe ini, charging di mana saja hanya perlu mencari stop kontak dan saran saya selalu bawa cable extention (cable roll) di bagasi motor. Jika panjang kabel charger kurang panjang ke titik stop kontak, cable extention ini akan sangat membantu.
Jika motor listrik sebagai transportasi untuk komuter secara terus menerus dan jarak tempuh tidak terprediksi maka motor battery swap yang saya sarankan. Sebagai contoh untuk penggunaan ridehailing (ojek online) atau ekspedisi tipe motor ini akan tepat karena penggantian energinya tidak perlu menunggu waktu lama. Setiap bertemu dengan BSS sebaiknya lakukan swapping agar memastikan tidak kehabisan baterai di perjalanan dengan harapan dapat baterai yang prima.
Demikian opini saya terkait motor plug-in dan battery swap, jadi tidak ada yang labih unggul mutlak. Kembali ke penggunaan dari motor itu sendiri. Saya pribadi dari kedua pelangalaman tersebut, saya memilih pakai motor tipe plug-in dengan catatan saya akan pilih motor dengan jarak tempuh lebih dari 80km per 100% baterai. Jika ingin menyampaikan hal-hal terkait kendaraan listrik silahkan tulis di komentar.
“Sukses Selalu di Darat, Laut dan Udara”